Press Release SEKOLAH BIRU LANGIT 2024

 

Foto Bersama Volunteer, FCM, & Anak Pulau

Laut yang jernih, angin sepoi-sepoi, dan senyum ceria anak-anak menyambut kedatangan para relawan Humanis FISIP Unhas dalam program "Sekolah Biru Langit". Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari semangat pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh Departemen Advokasi dan Pengabdian Masyarakat Humanis FISIP Unhas, bekerja sama dengan Forum Cendikia Maritim sebagai pengelola pulau.

Selama tiga hari penuh, mulai 10 hingga 12 Desember 2024, para relawan tak hanya mengajar dan berbagi ilmu kepada anak-anak di Pulau Satando, Desa Mattiro Baji, Kecamatan Lk. Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, tetapi juga menciptakan kebahagiaan melalui berbagai permainan dan kegiatan seru. Keceriaan begitu terasa saat anak-anak dengan antusias mengikuti sesi belajar yang dikemas dengan cara interaktif dan menyenangkan.

Foto Bersama Pojok Laut Selatan

Tidak hanya fokus pada pendidikan, para relawan juga mengajak anak-anak bermain dan menjalin kebersamaan melalui berbagai permainan edukatif. Tawa dan semangat mereka membuktikan bahwa belajar bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan. "Momen ini benar-benar luar biasa, melihat anak-anak tertawa lepas sambil belajar membuat kami semakin yakin bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik," ujar Syamsam, selaku Koordinator Departemen Advokasi dan Pengabdian Masyarakat.

Foto Saat Penanaman Mangrove

Selain itu, dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, kegiatan ini juga diisi dengan aksi penanaman mangrove. Bersama Forum Cendikia Maritim, para relawan turut serta dalam usaha rehabilitasi ekosistem pesisir yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan di pulau ini. "Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi anak-anak, tetapi juga bagi lingkungan sekitar agar tetap lestari," tambah Muh. Dzaky Wiyanda Faiz, selaku Volunteer Sekolah Biru Langit 2024.

Sekolah Biru Langit bukan sekadar pengabdian, tetapi juga perjalanan yang penuh makna. Setiap interaksi, tawa, dan langkah kecil yang dilakukan di Pulau Satando menjadi bagian dari upaya membangun masa depan yang lebih baik—bagi anak-anak, masyarakat, dan lingkungan.