Dilema Pemerintah terhadap Problematika Subsidi Tabung Melon (Oleh : Achmad Rizaldy)
Dilema Pemerintah terhadap Problematika Subsidi Tabung Melon
(Oleh : Achmad Rizaldy)
Isu yang sempat menyebar akhir tahun tahun 2019, yaitu menteri esdm akan mencabut subsidi "tabung melon". Hal ini tentunya menuai pro dan kontra. Masyarakat sangatlah khawatir utamanya pemilik usaha, karena sebagai pengemban usaha merasa akan mempengaruhi keuntungan mereka. Selain itu, banyak pula yang menggelapkan tabung melon dengan maksud jika isu ini benar terjadi, maka tabung tersebut akan dijual dengan harga sesuai dengan harga pasar yang diperkirakan akan lebih mahal.
Fahmy Radhi, seorang pengamat energi dari UGM mengatakan “Seharusnya pemerintah tidak mencabut subsidi tabung melon untuk masyarakat yang kurang mampu, karena penyebaran tabung pun masih belum merata di masyarakat. bukannya mencabut subsidi, tetapi mengubah skema pendistribusian terbuka, yaitu tabung gas melon diperbelikan secara bebas di warung asongan dan memiliki distributor yang resmi, sehingga kesenjangan sosial di masyarakat dapat dikurangi.
Pada tahun 2019, subsidi tabung melon mencapai Rp. 42,47 Triliun, dan pada tahun 2020, direncanakan akan ada subsidi sebesar 37 triliun. menyambung hal tersebut, Fahmy juga mengatakan bahawa bukan karena konsumsi masyarakat yang meningkat, tetapi ketidaktepatan subsidi tabung melon terhadap masyarakat miskin alias menengah kebawah. Bahkan banyak juga perusahaan maju yang pakai tabung melon.
Jadi isu tersebut dianggap Hoax, dan dibenarkan oleh Menteri dan Dirjen ESDM. perihal subsidi sebenarnya telah dijelaskan dalam APBN dan itu tidak akan dihilangkan.
Ada 2 solusi yang diberikan, dari Alimuddin sebagai pakar dalam bidang ini dan telah dipahami oleh DPR, jika pemerintah mampu mengatur atau memanajemen pendistribusian tabung melon, pemerintah bisa menghemat hingga 50 Triliun Rupiah. Solusi yang pertama yang ditawarkan, yaitu pengadaan Cr code untuk setiap rumah. mekanisme yaitu pemberian subsidi sebesar 100.000 rupiah ke dalam rekening keluarga perbulannya. Akan tetapi, solusi ini belum ada pergerakan atau implementasi hingga saat ini. Solusi kedua, diwacanakan pula Jargas, nantinya pertamina terdapat pengisian ulang tabung gas, dengan jumlah sekitar 5 pertamina per provinsinya. Solusi-solusi ini diharapkan dibuatkan skema yang matang, karena jargas dan cr cord hanya akan menjadi wacana jika tak didahului dengan skema yang jelas. karena kegagalan pendistribusian tabung melon bersubsidi merupakan masalah yang begitu kompleks.