HARTOYO : Gaya Kepemimpinan dan Manajerial
Oleh: Titania Aulia
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Sedangkan, manajemen adalah jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Dalam suatu keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya ini memang sebagian besar tergantung pada kepemimpinan. Namun, terdapat banyak faktor yang bisa menentukan keberhasilan pemimpin dalam mencapai tujuannya. Salah satunya adalah gaya kepemimpinan. Dari teori-teori kepemimpinan, telah banyak dikenalkan beberapa model dan gaya kepemimpinan. Karena itu, melalui buku ini menjelaskan kepemimpinan dalam manajemen secara komprehensif di tambah bagian khusus untuk mengetahui gaya kepemimpinan yakni otoriter, demokratis, dan laissez faire(semaunya sendiri).
Dapat kita lihat contoh kasus dalam dengan gaya kepemimpinan yang otoriter yakni, ada seorang pemimpin yang bernama Hartoyo, dia telah menduduki jabatannya di salah satu perusahaan krang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun di tentara. Dalam masa jabatan Hartoyo selalu memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh, sedangkan karyawannya merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri. Sehingga dapat dikatankan Hartoyo menggunakan gaya kepemimpinan yang otoriter, karena segala keputusan dan aspek kegiatan pemimpin yang mengendalikan semuanya, pemimpin juga yang memberitahukan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Dalam kasus Hartoyo tersebut harus dapat merubah gaya kepemimpinanya dalam perusahaan, apabila pemimpin tidak dapat merubah gaya kepemimpinanya dalam perusahaan tersebut dapat mengalami gulung tikar, ktika seorang pemimpin yang hanya mengutamakan keputusan sendiri tanpa menerima saran dari bawahannya.
Sebaiknya Hartoyo (pemimpin) dapat merubah gaya kepemimpinanya yang otoriter degan gaya yang demokratis, yakni gaya kepemimpinan yang memberikkan wewenang secara luas kepada bawahannya. Dalam setiap ada permasalah selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan yang demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahaannya. Pada kepemimpinan yang demokratis anggota juga memiliki peranan yang lebih besar. Dalam kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kepemimpinan demokratis cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sehingga pemimpin akan mudah untuk mencapai tujuan perusahaannya dengan gaya kepemimpinan demokratis.
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Sedangkan, manajemen adalah jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Dalam suatu keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya ini memang sebagian besar tergantung pada kepemimpinan. Namun, terdapat banyak faktor yang bisa menentukan keberhasilan pemimpin dalam mencapai tujuannya. Salah satunya adalah gaya kepemimpinan. Dari teori-teori kepemimpinan, telah banyak dikenalkan beberapa model dan gaya kepemimpinan. Karena itu, melalui buku ini menjelaskan kepemimpinan dalam manajemen secara komprehensif di tambah bagian khusus untuk mengetahui gaya kepemimpinan yakni otoriter, demokratis, dan laissez faire(semaunya sendiri).
Dapat kita lihat contoh kasus dalam dengan gaya kepemimpinan yang otoriter yakni, ada seorang pemimpin yang bernama Hartoyo, dia telah menduduki jabatannya di salah satu perusahaan krang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun di tentara. Dalam masa jabatan Hartoyo selalu memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh, sedangkan karyawannya merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri. Sehingga dapat dikatankan Hartoyo menggunakan gaya kepemimpinan yang otoriter, karena segala keputusan dan aspek kegiatan pemimpin yang mengendalikan semuanya, pemimpin juga yang memberitahukan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Dalam kasus Hartoyo tersebut harus dapat merubah gaya kepemimpinanya dalam perusahaan, apabila pemimpin tidak dapat merubah gaya kepemimpinanya dalam perusahaan tersebut dapat mengalami gulung tikar, ktika seorang pemimpin yang hanya mengutamakan keputusan sendiri tanpa menerima saran dari bawahannya.
Sebaiknya Hartoyo (pemimpin) dapat merubah gaya kepemimpinanya yang otoriter degan gaya yang demokratis, yakni gaya kepemimpinan yang memberikkan wewenang secara luas kepada bawahannya. Dalam setiap ada permasalah selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan yang demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahaannya. Pada kepemimpinan yang demokratis anggota juga memiliki peranan yang lebih besar. Dalam kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kepemimpinan demokratis cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sehingga pemimpin akan mudah untuk mencapai tujuan perusahaannya dengan gaya kepemimpinan demokratis.