Buletin Edisi 4 - Ekspektasi dan Realita Mahasiswa di Dunia Kampus
Buletin Edisi 4 - Klik disini untuk Download
Saat ini, seperti yang kita ketahui bahwa hakikat dari mahasiswa adalah sebagaikaum intelektual yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang ideal dalam membangun bangsa dan negara.Segala bentuk tingkah laku dan perbuatannya didasarkan pada kaidah ilmiah dan menggunakan akal pikiran yang jernih dan komprehensif, meski pada realitanya tidak semua mahasiswa seideal itu.
Namun itu semua menjadi tolak ukur atau barometer dan pandangan kedepan agar seluruh mahasiswa di Indonesia menjadi calon pemimpin yang ideal yang akan memimpin bangsa ini dimasa yang akan datang.
Harapan atau yang sering disebut dengan kata “ekspektasi” pada kalangan pemerintahdan kalangan masyarakat luas, mahasiswa sebagai: pertama, agent of change (agen perubahan) yang akan mengubah kondisi dan keadaan bangsa me njadi lebih baik dan
sejahtera; kedua, sebagai social control, yang akan mengontrol dan mengawasi lingkungan dan masyarakat maupun pemerintah apabila adanya ketimpangan-ketimpangan yang terjadi; ketiga, sebagai moral force (bermoral), dimana mahasiswa harus memiliki akhlak, perilaku serta moral yang baik sebagai contoh dan teladan bagi masyarakat; kemudian keempat, mahasiswa sebagai iron stoke (generasi penerus) yang merupakan generasi cerdik yang akan menggantikan generasi-generasi sebelumnya, maka dari itu mahasiswa sangat dituntut untuk aktif dan giat dalam menjalankan proses pendidikan di dunia kampus, karena sejahtera tidaknya keadaan bangsa dimasa yang akan
datang dilihat dari seberapa besar kualitas dan sumbangsi anak-anak bangsa yang memiliki andil sebagai generasi penerus bangsa.
Dari beberapa ekspektasi diatas yang sekaligus juga merupakan peran mahasiswa dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa karena mahasiswa merupakan sebuah aset yang sangat berharga dengan pemikiran kritisnya dalam melakukan sebuah perubahan baik dari segi lingkungan, masyarakat, maupun pada ranah pemerintahan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru kemudian menuju ke era reformasi pemikiran kreatif dan inovatif selalu lahir dari pola pikir mahasiswa dan kerap kali suara-suara merekamerepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sikap idealisme yang selalu mendorong dan memotivasi mereka untuk mempertahankan dan memperjuangkan aspirasi dengan cara mereka sendiri.
Dari penjelasan diatas telah menjelaskan bagaimana sebenarnya ekspektasi mahasiswa itu dikalangan masyarakat luas. Namun pada kenyataannya (realita) saat ini mahasiswa bukan lagi agen perubahan, sosial kontrol, moral force, maupun generesi penerus yang dapat mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera, kini peran mahasiswa hanyalah sebatas tulisan hitam diatas putih dan hanyalah hiasan bibir bagi mereka yang menjanjikannya.
Keadaan pendidikan mahasiswa di dunia kampus yang kita lihat sekarang tidak lagi bersikap layaknya tipe-tipe mahasiswa yang sebenarnya, kebanyakan memiliki tipe mahasiswa yang hedonis dan pragmatis yang tidak peduli dengan keadaan disekitarnya atau dengan kata lain egois yang hanya peduli pada kelompoknya, bukan lagi mahasiswa yang organisatoris dan akademisi yang tingkat
kekritisan dan kepekaan sosial serta pedulian terhadap pendidikannya.
Jadi dapat kita tarik benang merahnya bahwa mahasiswa pada era saat ini cenderung apatis atau acuh tak acuh terhadap sesuatu, pahamnya pergi kuliah atau tidak, kerja tugas atau tidak itu bukanlah masalah. Selain itu, tingkat kepedulian sosialnya pun rendah, mereka tidak peduli terhadap orang-orang disekitarnya karena mereka hanya berpikir kesenangan pribadi semata.
Dari fenomena diatas jika diperhatikan antara ekspektasi dan realita mahasiswa di dunia kampus memang sangatlah berbeda karena keadaan mahasiswa sekarang dengan mahasiswa yang
sebelumnya tidaklah sama. Mahasiswa dulu yang memiliki antusiasme yang sangat besar dalam menempuh dunia pendidikan, peduli sosial dan berbagai aspek lainnya, namun sekarang kebalikan
dari semuanya meski tidak semua mahasiswa itu sama tetapi ketika kembali melihat dan memperhatikan realita yang ada tidak sedikit mahasiswa yang condong apatis.
Ekspektasi dan Realita Mahasiswa Di Dunia Kampus
Oleh: M. Amin Rais (Departemen Kaderisasi)
Saat ini, seperti yang kita ketahui bahwa hakikat dari mahasiswa adalah sebagaikaum intelektual yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang ideal dalam membangun bangsa dan negara.Segala bentuk tingkah laku dan perbuatannya didasarkan pada kaidah ilmiah dan menggunakan akal pikiran yang jernih dan komprehensif, meski pada realitanya tidak semua mahasiswa seideal itu.
Namun itu semua menjadi tolak ukur atau barometer dan pandangan kedepan agar seluruh mahasiswa di Indonesia menjadi calon pemimpin yang ideal yang akan memimpin bangsa ini dimasa yang akan datang.
Harapan atau yang sering disebut dengan kata “ekspektasi” pada kalangan pemerintahdan kalangan masyarakat luas, mahasiswa sebagai: pertama, agent of change (agen perubahan) yang akan mengubah kondisi dan keadaan bangsa me njadi lebih baik dan
sejahtera; kedua, sebagai social control, yang akan mengontrol dan mengawasi lingkungan dan masyarakat maupun pemerintah apabila adanya ketimpangan-ketimpangan yang terjadi; ketiga, sebagai moral force (bermoral), dimana mahasiswa harus memiliki akhlak, perilaku serta moral yang baik sebagai contoh dan teladan bagi masyarakat; kemudian keempat, mahasiswa sebagai iron stoke (generasi penerus) yang merupakan generasi cerdik yang akan menggantikan generasi-generasi sebelumnya, maka dari itu mahasiswa sangat dituntut untuk aktif dan giat dalam menjalankan proses pendidikan di dunia kampus, karena sejahtera tidaknya keadaan bangsa dimasa yang akan
datang dilihat dari seberapa besar kualitas dan sumbangsi anak-anak bangsa yang memiliki andil sebagai generasi penerus bangsa.
Dari beberapa ekspektasi diatas yang sekaligus juga merupakan peran mahasiswa dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa karena mahasiswa merupakan sebuah aset yang sangat berharga dengan pemikiran kritisnya dalam melakukan sebuah perubahan baik dari segi lingkungan, masyarakat, maupun pada ranah pemerintahan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru kemudian menuju ke era reformasi pemikiran kreatif dan inovatif selalu lahir dari pola pikir mahasiswa dan kerap kali suara-suara merekamerepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sikap idealisme yang selalu mendorong dan memotivasi mereka untuk mempertahankan dan memperjuangkan aspirasi dengan cara mereka sendiri.
Dari penjelasan diatas telah menjelaskan bagaimana sebenarnya ekspektasi mahasiswa itu dikalangan masyarakat luas. Namun pada kenyataannya (realita) saat ini mahasiswa bukan lagi agen perubahan, sosial kontrol, moral force, maupun generesi penerus yang dapat mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera, kini peran mahasiswa hanyalah sebatas tulisan hitam diatas putih dan hanyalah hiasan bibir bagi mereka yang menjanjikannya.
Keadaan pendidikan mahasiswa di dunia kampus yang kita lihat sekarang tidak lagi bersikap layaknya tipe-tipe mahasiswa yang sebenarnya, kebanyakan memiliki tipe mahasiswa yang hedonis dan pragmatis yang tidak peduli dengan keadaan disekitarnya atau dengan kata lain egois yang hanya peduli pada kelompoknya, bukan lagi mahasiswa yang organisatoris dan akademisi yang tingkat
kekritisan dan kepekaan sosial serta pedulian terhadap pendidikannya.
Jadi dapat kita tarik benang merahnya bahwa mahasiswa pada era saat ini cenderung apatis atau acuh tak acuh terhadap sesuatu, pahamnya pergi kuliah atau tidak, kerja tugas atau tidak itu bukanlah masalah. Selain itu, tingkat kepedulian sosialnya pun rendah, mereka tidak peduli terhadap orang-orang disekitarnya karena mereka hanya berpikir kesenangan pribadi semata.
Dari fenomena diatas jika diperhatikan antara ekspektasi dan realita mahasiswa di dunia kampus memang sangatlah berbeda karena keadaan mahasiswa sekarang dengan mahasiswa yang
sebelumnya tidaklah sama. Mahasiswa dulu yang memiliki antusiasme yang sangat besar dalam menempuh dunia pendidikan, peduli sosial dan berbagai aspek lainnya, namun sekarang kebalikan
dari semuanya meski tidak semua mahasiswa itu sama tetapi ketika kembali melihat dan memperhatikan realita yang ada tidak sedikit mahasiswa yang condong apatis.