Perempuan dan Lembaga Mahasiswa
Organisasi
merupakan gabungan sejumlah orang yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Keterlibatan seseorang dalam organisasi baik yang berbentuk organisasi
formal maupun informal, didasari keinginan untuk memperoleh sesuatu seperti :
keinginan untuk menambah pengetahuan, mengembangkan diri, atau sekedar
memperluas jaringan pertemanan belaka. Anggota dalam organisasi tersebut
umumnya terdiri dari berbagai strata pendidikan, ekonomi, umur, suku/budaya,
agama maupun jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan, keduanya sama-sama
punya peluang besar untuk menempati kedudukan penting dalam organisasi. Kita
bersyukur melihat kecenderungan yang tampak saat ini, khusunya pada organisasi
kemahasiswaan, perempuan telah menempat beberapa posisi-posisi penting dalam
organisasi.
Saat bangsa ini terus merintis kemajuannya demi meningkatkan martabat di
mata bangsa lain, kepingan sejarah yang diciptakan oleh orang-orang berani dan
bermisi kuat pun terus bertambah. Jika kita mau menelurusi kepingan-kepingan
sejarah tersebut, maka jangan terkejut jika kita banyak menemukan peran wanita
di dalamnya.
Dalam perjalanan sejarah bangsa kita, kiprah perempuan Indonesia yang
mengambil bagian dalam memajukan berbagai bidang kehidupan tidak bisa dilupakan
begitu saja. Perempuan adalah
bagian yang berhubungan sangat erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat. Pada saat krisis perekonomian, perempuanlah yang paling merasakan akibat
dari krisis tersebut. Namun dalam keadaan yang kritis, tak jarang pula
perempuan lebih mempunyai inisiatif, bangkit dan menggerakkan masyarakat
sekitarnya untuk memperbaiki kondisi perekonomian, mulai dari perekonomian
keluarga hingga meluas ke perekonomian masyarakat.
Dilihat dari lembaran sejarah perjuangan bangsa, gerakan kebangkitan
nasional berawal dari politik etis Hindia-Belanda yang memberi kesempatan bagi
pemuda Indonesia untuk mengecap pendidikan di sekolah. Pencerahan dalam dunia
pendidikan yang mereka dapatkan menuntut jiwa muda mereka untuk mulai bergerak
memperjuangkan kebangkitan bangsa ini untuk menuju kemerdekaan nantinya. Hingga
tahun 1908 berdirilah organisasi Budi Utomo yang menjadi titik kebangkitan
nasional. Sebenarnya jauh sebelum Budi Utomo dikukuhkan, telah lahir nama-nama
pejuang perempuan yang ikut berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Memasuki era perjuangan perempuan tanpa senjata, lahirlah seorang pejuang
perempuan bernama R.A. Kartini (1879-1904) yang berjuang dalam memajukan
pendidikan bagi kaum perempuan. Beliau menggugah kesadaran masyarakat pada saat
itu dengan mengganti pola pikir keliru yang menyebutkan bahwa perempuan tidak
perlu mengecap pendidikan, dengan pola pikir kemajuan yang menuntut kaum
perempuan untuk juga merasakan pendidikan di sekolah. Tidak hanya si Sekolah
Rendah, melainkan harus dapat melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, seperti
halnya kaum laki-laki.
Dari untaian sejarah tentang perjuangan kaum perempuan yang mengagumkan, dapat kita simpulkan bahwa sesungguhnya Nusantara yang
luas seakan sempit ketika perjuangan tak mengenal batas. Di masa jajahan penuh
kekangan ditambah dengan teknologi komunikasi yang jauh lebih sederhana dari
sekarang ini, pejuang perempuan pada masa itu bisa dengan sukses mengumpulkan
puluhan organisasi perempuan yang tersebar di Nusantara dalam satu kongres
besar. Ternyata benar adanya, pejuang dan pemimpin yang lahir dari zona ‘tidak
aman’ akan tumbuh kuat dan tangguh.
Oleh
karena itu Untuk memperingati hari Kartini kami mengambil tema Perempuan dan
lembaga Mahasiswa melihat peran sentral perempuan dalam berbagai organisasi dan
meningkatnya minat perempuan berorganisasi dan menduduki posisi starrategis
dalam organisasi salah satunya di
Lembaga Mahasiswa. Tulisan ringkas ini merupakan upaya untuk melihat kedudukan
perempuan dalam organisasi khususnya organisasi kemahasiswaan.