Humanis
(Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi) pada tanggal 19-21 desember 2014
melaksankan pengaderan tahap ke-3 yakni kampoeng humanis, pengaderan tahap terakhir
bagi maba administrari isipol unhas, tidak terlepas saya sebagai salah satu peserta
dalam pengaderan itu, pada jumat malam peserta yang berjumlah 54 orang sedang mendengarkan
materi mengenai makna “kejayaan dalam kebersamaan” yang
merupakan slogan dan motto dari himpunan mahasiswa ilmu adminsitrasi (HUMANIS
FISIP UNHAS) pemateri kami pada malam itu yakni kak Hartina selaku ketua umum
HUMANIS yang mengatakan bahwa makna kejayaan dalam kebersamaan tidak dapat diutarakan
dengan kata kata, karena makna sebenarnya hanya akan didapat apabila seseorang berada
di dalamnya. Yahhh. Begitulah katanya, dan mungkin sampai saat tulisan ini di
tulis penulis belum mengetahui makna sebenarnya dari kejayaan dalam kebersamaan,
tapi penulis yakin ada makna penting yang melekat sehingga sampai saat ini makna
kejayaan dalam kebersamaan masih terus dijunjung sampai sekarang ini.
Bukan
hanya kak Tina malam itu kami semua kedatangan tamu yang
istimewa yang sudah ditunggu-tunggu kehadirannya, bukan cuma kami sebagai maba dan
seluruh jajaran mahasiswa administrasi tapi seluruh mahasiswa sospol, tidak
lain ialah kak Azhar Mustafa, mantan ketua BEM FISIP UNHAS, sosok yang lama
ditunggu tunggu memulai pembicaraannya tentang hakikat dari manusia itu sendiri.
Sambil bertanya balik apa hakikat seorang manusia ?yah tidak lain bahwa manusia
tidak dapat dipisahkan dengan orang lain, karena kodratnya sebagai mahluk
social yang tidak akan pernah dipisahkan dengan sesamanya. Lanjut membahas mengenai
makna dari kejaayaan dalam kebersamaan itu, namun ada sekurang kurangnya tiga makna
yang diutarakan salah satu di antaranya adalah :
1.Menghilangkan
ego
Ego merupakan sikap
seseorang yang cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa ada rasa
belas kasihan dengan orang lain, hal seperti ini sewajarnya kita hilangkan utamanya
bagi seseorang yang berorganisasi karena dapat membuat sikap individual dalam berorganisasi
yang tidak mementingkan sesamanya, sangat bertolak belakang dengan prinsip organisasi,
sehingga sikap egois perlu dihilangkan dalam berorganisasi guna pencapaian tujuan
semaksimal mungkin. Dalam hal menghilangkan sikap egois bagi seseorang hal yang
dapat dilakukan yaitu dengan melakukan langkah kedua.
2.Menumbuhkanempati
Sikap empati sangat
penting dalam berorganisasi, empati dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antara
anggota organisasi, sikap empati menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama sehingga
kerja sama antara setiap anggota dapat terjalin dengan baik, rasa empati bukan hanya
sekedar peduli tapi bagaimana seorang anggota mampu merasakan kondisi rekannya guna
tercapainnya harmonisasi antara anggota organisasi sehingga tidak ada ketertutupan
yang memunkinkan timbulnya masalah bagi anggota berlarut larut pada pemecahannya.
3.Menghilangkan
rasa canggung.
Rasa canggung dalam
artian tidak melupakan adanya etika, sesuai dalam konteks sehari hari ada batasan
yang menunjukkan sikap saling menghargai untuk saling berbagi pikiran kaitanya dengan
masalah dan solusi yang ditimbulkan. Setelah proses pengaderan selesai, tagih semua
janji janji manis yang telah dijanjikan oleh senior; sehingga kecanggungan yang
timbul dari diri seorang anggota yang merasa dirinya selalu lain lain jika bertemu
dengan seniornya dapat dihilangkan.
Dalam kelembagaan
humanis itu sendiri indicator tercapainya kejayaan dalam kebersamaan itu sendiri
dapat dilihat dari 2 faktor yaitu:
1.Structural
Indicator
structural dapat dilihat dari bagaimana kelembagaan humanis dapat mencapai atau
melaksanakan program program kerja yang sebelumnya telah ditetapkan oleh humanis.
Sebagai bukti bahwa sebuah zaman mengkategorikan segala sesuatu berdasarkan konteks
kebutuhannya.
2.Cultural
Secara cultural
indicator kejayaan dapat terlihat dari kehidupan sehari hari anggota kelembagaan
humanis, polainteraksi, kelakuannya sesama anggota sehingga tercipta hubungan
yang baik (kekeluargaan)
Makna
kejayaan dalam kebersamaan tidak hanya akan berakhir sampai ketiga tahap itu terlaksana,
akumulasi keseluruhan proses pengaderan dalam kelembagaan humanis hanya akan menjadi
cerita indah dan menarik untuk kemudian di dongengkan kepada penerus penerus setiap
pengurus. Namun kampoeng humanis bukan akhir dari segalanya; namun awal dari sebuah
proses, alangkah berdosanya ketika selesai kampoeng humanis sudah banyak orang yang
menghilangentahkemana, setelah kelua dari kampoeng humanis sudah tidak adalagi
pembahasan angkatan – namun kemudian disatukan menjadi HUMANIS FISIP UNHAS.