Dialektika Materi
Pada
hakikatnya manusia hidup tidak terlepas dari yang namanya kebutuhan akan materi
seperti makan, pakaian, rumah serta kesehatan. Kesemua hal tersebut merupakan sebuah
materi. Oleh karena itu, terjadi peperangan, permusuhan dan kejahatan –
kejahatan yang sebabnya bertolak dari materi, yang hal ini membuktikan bahwa
materi adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Materi juga menjadi
hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan manusia dari zaman berburu,
bercocok tanam, bertani hingga yang paling jauh yakni masyarakat industri.
Semua perkembangan tersebut melihat perubahan dari segi cara atau metode
manusia mengambil, mengelola dan menghasilkan materi. Hingga zaman ini,
Negara-negara bersatu mengenyampingkan kemanusiaan dikarenakan keserakahan
memperebutkan materi.
Materialisme adalah paham pemikiran
yang bertitik tolak pada materi. Dimana paham pemikiran ini lebih menganggap
bahwa hal – hal yang bersifat materi adalah hal yang primer (utama). Sedangkan
hal – hal yang bersifat ide atau yang tidak dapat diindrakan merupakan hal yang
bersifat sekunder. Tokoh dalam paham ini adalah Karl Max dan F. Engles. Paham
ini mencoba mengadopsi pemikiran Hegel tentang “Dialektika” dimana gagasan awal
(tesis) dihadapkan dengan antithesis yang bertentangan dan berlawanan, yang
berakumulasi dalam sintesis yang menjaga dan menggabungkan apa yang rasional
dalam dua posisi yaitu pertama dan kemudian membentuk tesis baru.
Dialektika
Tesis Baru
Contoh dialektika seperti anggapan bahwa bumi pusat jagat raya adalah
sebuah tesis dan dibenturkan oleh anti tesis yang meragukan anggapan itu dan
muncullah sintesis yang menganggap matahari adalah pusat jagat raya, kemudian
menjadi tesis baru seiring berjalannya waktu tesis baru tersebut ditentang
dengan
anggapan
bahwa matahari adalah sebagian kecil dari sebuah galaxi yang ada di jagat raya.
Dengan mengadopsi pemikiran itu,
Materialisme Karl Max menghasilkan pikiran baru menjadi “Dialektika Materi”,
melihat materi sebagai sebuah hal yang terus berkembang tanpa ada batas gerak
yang mekanik. Gagasan menghasilkan hukum dialektika sebuah materi sebagai ;
·
Perubahan
kuantitas menjadi kualitas
·
Kutub
berlawanan saling merasuki (kontradiksi)
·
Gerak
negasi ke negasi
Dalam berfikirpun manusia harus menggunakan
dasar berfikir yang berdialektika dimana seperti ;
Fokus
: Keberadaan - Dasar
Keseluruhan - Utuh, tidak terpisah
-
Saling
terhubung
-
Kontradiksi
-
Perubahan
dan perkembangan
Logika berdialektika berbeda dengan logika formal dimana logika formal
bertolak dari bentuk premis kemudian melakukan penalaran logis dan menarik
dasar kesimpulan. Namun logika berdialektika melihat isi materi sebagai sebuah
kebenaran, dan kemudian mencari hakikat materi berupa bentuk dan isi materi,
sebab dan akibat dari materi, gejala – gejala yang ditimbulkan materi, hingga
keharusan dan kebetulan sebuah keadaan materialis.
Departemen Kajian