“POAC” HUMANIS
“Jangan tanya apa yang Humanis berikan padamu, tapi tanyakan
apa yang dapat engkau berikan kepada Humanis”.
Mungkin itu adalah sepenggal kata demi kata yang diplesetkan penulis,
sebuah susunan kalimat indah yang aslinya pernah disampaikan oleh
Presiden kharismatik John F. Kennedy pada sebuah upacara pelantikannya
sebagai presiden AS yang ke-35.
Kita tidak sedang membicarakan Presiden yang fenomenal ini, melainkan
sebuah kalimat agung yang pernah diserukan didepan warga AS.
Yah, Humanis memang bukanlah sebuah negara, melainkan sebagai lembaga
yang menampung impian nyata para mahasiswanya. Impian nyata untuk
menjadi agen of change and social control yang semua berawal dari
kebersamaan yang hendak dibangun oleh para pengurus didalamnya.
Sejalan dengan keilmuan yang dimiliki, Ilmu Administrasi dalam
konteks kelembagaan Humanis adalah sepantasnya untuk diaplikasikan yang
oleh George Terry dengan teorinya POAC (Planning, Organizing, Actuating,
dan Controlling).
Hubungan teori si “Terry” dengan makna kebersamaan memang tidak ada
keterkaitan secara langsung, namun untuk membangun impian nyata tadi
amat sangat berhubungan dengan hirarki teori-teori tersebut.
:: Planning
Impian Besar & Masa Depan Humanis yang Ideal
Merencanakan masa depan berarti menentukan pilihan yang akan
memengaruhi para pengurus Humanis itu sendiri. Masa depan dengan konsep
kebersamaan yang akan dibangun secara matang akan melahirkan sebuah
impian besar bagi Humanis. Namun, pertanyaan lain muncul. Mudahkah untuk
membangun Konsep Kebersamaan itu sendiri?
Konflik bisa menjadi isu sentral dalam menghambat rencana masa depan
yang ideal. Humanis sendiri sudah merasa ngeri dengan berbagai konflik
yang dilaluinya. Namun, tidak bisa dipungkiri memang bahwa konflik akan
selalu muncul sebagai bagian episode kehidupan di Humanis. Tetapi yang
terpenting bagaimana konflik dengan perbedaannya itu tidak merubah
situasi yang semakin tidak stabil. Oleh karena itu, visi membangun
kebersamaan diletakkan dalam kerangka menentukan titik temu tentang
perubahan positif dan peningkatan kualitas kinerja para pengurus
himpunan didalamnya.
Dengan demikian motto “Kejayaan dalam Kebersamaan” bukanlah sebuah
kalimat yang cuma tersimpan dalam kitab konstitusi, melainkan sebuah
privilege (hak istimewa) bagi himpunan yang kita cintai ini.
:: Organizing
Suksesi Kelembagaan Merajut kebersamaan
Setiap masa mempunyai warna dan rona yang menunjukkan kekhasan dari
masa itu. Memaksakan sebuah masa memiliki warna yang sama dengan masa
yang telah lalu menunjukkan ketidakbijakan terhadap masa.
Bukti konkrit yang dihasilkan dengan lahirnya kebersamaan yang
didapat dari suatu masa kelembagaan yakni adanya rasa solidaritas antar
sesama pengisi masa himpunan. Tiap angkatan memang memiliki satu
kesempatan yang sama idealnya untuk menciptakan hal tersebut. walaupun
lagi-lagi konflik yang pasti menghantui ditiap masanya itu akan selalu
membayang-bayangi setiap langkah waktunya. Tapi tooh, tetap saja ada
suatu selera tiap pengisi humaniser untuk selalu menunjukkan bagaimana
harus loyal terhadap kawan-kawan lain sekalipun bukan anggota pengurus.
Jadi merajut kebersamaan lewat lembaga lebih penting memang saatnya di
masa kepengurusan humanis daripada waktu-waktu yang akan lalu. jadinya,
manfaatkanlah kebersamaanmu didalam himpunan.. good luck..!!!
:: Actuating
Memutar roda mesin HUMANIS
Rencana telah tersusun dengan baik, struktur organisasi sudah
ditetapkan dan posisi atau jabatan dalam struktur organisasi sudah
diisi, berkewajibanlah “sang Ketua Umum” untuk menggerakan pengurusnya,
memutar roda mesin HUMANIS agar apa yang menjadi tujuan proker dapat
terealisasikan dengan baik. Salah satunya adalah memberikan komando
dengan pertimbangan“perasaan” kepada
anggotanya dan “sang ketua umum” tadi adalah mampu menghasilakn sesuatu
bagi Humanis.
Yaa, bagi penulis sendiri, perasaan harus selalu menyertai
kebijakan-kebijakan yang ditelurkan oleh sang ketua. karena bagaimanapun
anggotanya juga adalah sahabat-sahabatnya sendiri. jangan sampai
perilaku kurang bersahabat akan merusak hubungan yang telah lama
terjalin. begitu pun juga sang ketua memandang senior-senior dan maba
sekalipun untuk tetap selalu dihormati. karena adalah amanah menjadi
seorang pemimpin dan sulit untuk menjaga persahabatan ketimbang yang
dengan para setan-setan berbagi untuk menghancurkan silaturahmi sesama.
“mandat kepemimpinan di dunia ini disematkan kepada setiap
manusia yang sudi dilahirkan dari rahim ibu”
:: Controling
bagi penulis, tidak ada yang mesti didiskusikan masalah controlling
di Humanis. karena tiap humaniser memiliki hak dan kewajiban yang sama
besarnya untuk mengontrol keberadaan diri masing-masing. jadi alangkah
baiknya menyadari betapa pentingnya semua anggota untuk ikut membesarkan
HUMANIS tercinta..
Terima Kasih..
dan terakhir dari penulis..
Pendidikan (akademik) tidak dapat menjadikan kita seorang pemimpin.
Tapi hanya dapat mengajarkan kepada kita untuk menjadi seorang pemimpin
yang baik, mana pemimpin yang sebaiknya kita dukung. Untuk itu kejarlah
cita-cita suksesmu dengan berlembaga HUMANIS yang baik tentunya dengan
menggandeng dibelakang kuliahmu sebagai support meraih “Kejayaan dalam
Kebersamaan”…
Amiiin…
Penulis
E21107055